termangu menatapmu
dua belahan jiwaku
pagi yang heboh:
berkeras menolak mandi
dan makan
kalau tidak lantas jalan-jalan
siang yang gerah:
diwarnai tangis kalian
yang tetap menolak dipaksa
memakai celana
malam yang berisik:
dede terus saja merengek
meminta nenek
tetap duduk saat menemaninya bobo
ah, padahal kalian baru
sejenak menemani
baru dua atau tiga langkah saja
tapi sudah kulihat gambaran
masa depan itu:
kalian menempuh jalan sendiri
meski kupaksa memilih
yang kumau
anak, kata pujangga itu
memang serupa anak panah
kita hanya berhak mengarahkannya
setelah lepas dari busur
ia adalah milik dirinya sendiri
ia memiliki peruntungannya sendiri
bulan depan
kalian akan genap tiga tahun
tapi sungguh sudah banyak
yang kurasa bersama kalian
kembar belahan jiwaku(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar