17 Mei 2015

Lelah

AKU letih menapaki takdirku
menyusuri tepian cahaya gemerlap
seraya menindas rasa tak puas
dan menenggelamkan  rasa lelah
agar bisa  mengecap setitik
sentosa dan merdu bujuk rayumu

aku bosan meniti
menit demi menit yang
seperti diulang-ulang
hidup yang hanya berputar
laksana tik-tok jarum jam
tanpa kelokan tanpa kejutan

aku adalah beribu
hasrat dan lamunan yang
bergulat seharian dan semalaman
bercakap-cakap dalam benak
saat kaki melangkah menunaikan
kerja yang kian menekan pundak

aku adalah debu
di pinggiran belantara cahaya gempita
hati bercucur pilu
setiap waktu merindukan
damai masa lalu
dan hasrat yang berhamburan
bersama waktu yang terus beranjak(*)

Di Padang Luas

PADA padang luas ini
maut hanya masa lalu
akhir dari sederet episode
kelabu: dipenuhi catatan
gelora nafsu dan alfa diri

di penghakiman ini
mengurai benang masa lalu
menimbang hitam dan putih
catatan langkah demi lengkah
niscaya perih menyileti diri

vonis yang akan tiba
sudah terduga: murka Pencipta
karena lembar demi lembar
hidup hanya
berisi pesta pora dan sia-sia(*)