bersisian
tapi terpisah lautan
itu kita
terbaring di ranjang sama
tapi hanya mendengar degup-detup
dari dada sendiri sendiri
kau asik dengan harapanmu
aku sibuk dengan kecewaku
waktukah yang bersalah
merenggangkan kita
atau kekecewaan: serupa pasir
datang sebutir-sebutir
lalu menjelma gunungan
ini bukan impianku(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar