segelas kopi yang tandas
tersisa ampas dan jantung yang dipalu debar
nanar di depan layar
hurup hurup berkeliaran
menyusun katakata
yang berbaris
berebutan masuki kepala
menjadi kisah kisah
berloncatan tak karuan
kuteringat kau
mengapa ada harap
yang langsung terampas
dan kata itu yang tak juga lepas
: janganjangan kita telah salah memilih?
kuteringat juga mereka
dua mungil penuh ceria dan nakal
: akan jadi apa mereka
bila kita harus berakhir?
gelas kopi tandas di pojok meja
cawan hati tanpa rasa di pojok dada
di luar sore berlarian dikejar malam
suaranya berderap
menularkan resah dan sepi
aduh....(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar