Bayang masa lalu
berjinjit
merebut bahagia
seinci demi seinci
bayangan darah
bayangan luka
bayang amarah
pintu pintu kenyataan
terkuak
kebenaran mengintip
embuskan napas beruap maut
dingin
menggigilkan tulang
membekukan darah
membutakan
melumpuhkan
tangan menggapai gapai
napas tercekat
tiada daya
menatap ruh ruh terkasih
direnggut sang angkara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar