pada derap kuda yang menggetarkan pasir gurun
kau temukan arah hidup
sepagina demi sepagina
seperti buku yang menemani
dan mengiring usiamu beranjak
dengan pengtahuan dan kebijakan
di medan tempur tanpa ujung
di lembah-lembah
tempat maut begitu murah hati
sisi kerasmu berkuasa
membunuhi sisi lemah dan takutmu
engkau lalu sadar akan anugrahmu
tangan yang bisa menggerakan
omongan yang bisa mengarahkan
pandangan yang bisa mematikan
lalu kau tetapkan hatimu
berikan hidupmu
curahkan hasratmu
untuk menjembatani
masa lalu dan masa kini
dan semua lantas berpihak padamu:
kesempatan
kemenangan
juga ujung bahagia
di sanalah kau kini
di taman oase
mencium jabang bayi di rahim istrimu
seraya memimpikan
masa depan sentosa
gurun penuh pepohonan
lampu dan kemuliaan(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar