mungkin lebih baik
menjadi buta tuli
agar tak mengetahui
semua busuk itu
yang diumbar setiap saat
di layar kaca
yang membuat kita terpana
dan geleng kepala:
seburuk itukah sudah
ya,
memang sempat ada
harapan yang mampir
saat semua peduli
lalu angin mengalir
dari puncak gunung
tapi, jelas salah
sangat salah
untuk memiliki harapan
seperti itu
di tanah yang sudah
membusuk ini
jadi,
mari kita bersama
memilih membutakan mata
menulikan telinga
agar tak tahu
akan segala buruk
dan busuk itu
sambil berdoa
semoga kita tak harus
berurusan dengan
tikut dan buaya itu
jadi,
mari kita tidur
sambil menggumamkan
puisi tentang cinta
atau sajak tentang angin
yang membawa kabar rindu(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar