19 Oktober 2009

Musafir Abadi

akulah musafir sejati
terlunta-lunta menapak jejakmu
yang dengan cepat selalu berkelok-kelok
seperti menghindar-hindar
akulah sahaya
yang memendam kekaguman
kepada seorang tuannya
kaulah itu
sudah berapa lama?
satu, dua, tiga
tahun-tahun seperti berlari
menyampirkan lelah
ke badanku dan hatiku
yang kian kerontang
lalu akupun selamanya
jadi sinta pendosa
selalu mendambamu
saat dilimpahi kasih
tak berbilang dari sang rama
o.. angin
o.. waktu
kapankah semua ini berakhir?
kuberharap
suatu saat bisa menatapmu
dengan damai
tanpa gejolak cinta dan napsu
yang bertahun terpendam
o..(*)

Tidak ada komentar: