27 Januari 2009

Ema

berkubang derita
menangis tapa air mata
karena nestapa sudah mengeringkannya
cobaan tak tertanggungkan itu
tlah renggut semua
tegarmu
lembutmu
senyummu
sabarmu
kini hanya tertingal sesal, kesal, dan murka
serta kulit pembalut tulang
terbujur di kasur apek
menunggu dan terus menunggu
dalam derita tanpa ujung(*)

Tidak ada komentar: