akhirnya begitulah
aku hanya tertawa
haru biru di dalam dada
kutumpahkan dalam ha ha ha....
kau selalu saja begitu
memberi kata kejutan
di tempat yang tak elegan:
di sadel butut, di laju keramian jalan
tapi ya begitulah engkau
seribu kali dinasihati
selalu kembali dan kembali lagi
maka aku pun tesenyum saja
biar kau bingung menebak nebak
padahal hatiku menghitung waktu: satu, dua, tiga
dan rasa tak lama lagi akhir itu kan tiba
pada ujungnya begitulah
jarak kian terasa antara kita
juga gamang juga ego
sempat aku tak peduli bila ini jadi akhir
kecuali terselip rasa kasihan buat dua yang terkasih
sempat pula kuurai kemungkinan lain: mengalah demi keutuhan
tapi semua hanya berputar, menjadi labirin
tanpa akhir yang pasti
pada akhirnya begitulah
kubiarkan mengambang
soal rumah atau apapun juga
akan selalu mengganggu kita
kembali dan kembali lagi
ku putusakan melangkah saja
mencoba melipat-lipat kesal
dan menyusunnya dalam lemari hati
sambil sabat menunggu esok seperti apa
sambil menanti kejutan lainnya
dari engkau
dan begitulah
aku tak akan terkejut
tak akan ada kecewa berlipatan
bahkan yang terburuk sudah pernah kuangankan
satu yang sudah pasti:
apapun antara kita
ku kan terus melangkah pasti(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar