Meski sama memuja kata
taman ini memiliki
sosok yang rupa-rupa
bahkan tak ada dua yang serupa
ada yang seperti nabi
menorehkan dengan misi suci
hidup pun harus lurus
bahkan ia ciptakan
sederet janji untuk ditepati
ada yang berkarya dengan gemilang
tapi hatinya penuh api
ia membentuk kubu:
dirinya dan segala yang di pihak lain
tak segan ia mencaci
tak sungkan membenci
sekali menyebrang, musuh selamanya
ada juga yang menjadi mata air
karya mengalir tiada henti
sejam sekali, semenit sekali
hanya anaknya lantas merana
tak terurus tak ada yang baca
juga ada yang nemilih kedalaman
setiap kata adalah perenungan
seminggu satu karya sudah bagus untuknya
ada yang pandai mencuri
menyerap ide dengan ksatria
lalu menggores karya membelalakan mata
di sebrang laut seorang muda taruna
memiliki bekal lengkap
semangat tak pernah sirna
ratusan sudah ditorehkan
orang kian mengangkat topi
di pojokan sini
ada aku, mungkin dengan beberapa lain
menggores asa-asalan
benak terus disesaki keraguan:
sudahkah ini puisi?(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar