selalu dan selalu berulang: kesal yang pekat merampas semua hasrat dan keceriaan hingga hari pun berawal dan berakhir dengan murung
selalu juga serupa sebabnya: kau beri kabar, seolah biasa saja, bahwa ini hari buah hati kita harus kembali pergi mengungsi karena tiada yang menjaganya sementara kau dan aku sibuk kerja
kau selalu anggap biasa: menitip mereka pada kerabat dekat yang sudah terbukti telaten dan bisa membuat mereka terus tertawa apalagi kau pun dulu nyaman sentosa di tempat sama
kaupun selalu merasa takjub: apa pasal yang buat aku kesal dan menghancurkan hari dengan cemberut dan umbar amarah, toh banyak yang lain juga melakukannya
aku juga kerap heran: tapi aku tak bisa menghentikannya rasa itu terus saja datang dan datang mungkin karena ku tahu mereka telah hampir gagal membesarkan anak idaman, anak mereka sendiri
atau juga karena aku terlalu sayang dan khawatir pada anak2ku lantara aku sudah sering merasa betapa sakitnya melihat mereka sakit atau menderita....(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar