ia yang bersuara lantang
terus mengusik: pagi, siang, dan malam
di tenggorokannya seperti ada
pengerus suara
yang memaksa terus berteriak
merebut kesunyian sekelilingnya
pintar, tapi tidak juga
seperti penting, tapi apa iya
mungkin ia kehilangan timbangan
hingga tak bisa mengukur diri
yang penting untuknya:
hatinya senang
pihkanya menang
semua menyapa, semua memandang
entah karena hormat atau enggan(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar