05 November 2008

Kan Kureguk Hari Ini

Kukira akan bahagia. Ternyata hanya datar saja. Tak senang, tak juga duka. Monoton. Datar.
Hari2 berlalu tiada greget. Tiada warna. Tiada bunga. Hanya mengulang langkah kemarin jua.
Diri searasa terjerambab. Menuju sumur tanpa dasar.
Terjatuh, meluncur, deras. Tanpa kepastian. Tiada juga keyakinan. Esok tak menjanjikan pedar sinar.
Langkah seakan terjerat, dalam labirin tanpa ujung. Berputar, putar, putar, dalam gelisah. Dalam resah.
Terkadang silau oleh gemerlap sekeliling. Lalu merasa kerdil. Tapi segera sadar, apa yang ada sudah lumayan. Toh rasa kurang tetap menggelora. Mimpi ingin lebih masih selalu mendatangi.
Kukira akan sentosa. Ternyata hanya begini jua. Tak lebih, tak kurang. Hanya merangkak di tengah2. Tanpa sensasi. Tiada kebanggaan. Tak jua kepuasan. Ada yang bilang aku terlalu pengeluh. Yang lain menuding aku terlalu serakah.
Tapi ah, hati ku kok tak terpengaruh. Pagi dan sore mood berganti. Tapi tak jauh dari nuansa sendu.
Malam kadang kala ada gelora berlebih. Lalu kecewa melihat segala tak berjalan seperti rencana. Lalu sebal karena keadaan berubah pisau yang mengirisi kesentosaan. Lalu marah karna harusnya tak begini, bukan?
Kukira akan senang. Ternyata hidup hanya berkubang masalah. Silih berganti mendatangi. Menyimpan kesenangan berharap esok bisa lebih baik. Tapi ah, kini kian pasti, esok itu akan sama pula. Jadi mengapa mesti mengekang diri.
Aku lebih baik teriak, berlari, meloncat, mencebur, menendaang, menonjok, melempar, melolong, terbahak. Menikmati saat ini. Mungkin datar. Barangkali gerasang. Atau memang hanya sendu.
Tapi ini hidupku. Lebih baik kereguk sepuasnya. Sepanjang masih bisa.(*)

Tidak ada komentar: