jemari hujan mengelus atap
sore hampir beranjak
canda bocah sayupsampai
dari balik jendela
termangumangu aku
berkabut sepi
tak bosan menatap layar mimpi
malam menyapa
langit tiada purnama
gulita dalam dada
Sepi mengabut
tapi tak lagi menyakiti
hanya membunuhku
pelanpelan
dan sekaratlah aku
dalam senyap kehampaan(*)
(dari file lama: Juli 2004)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar