16 November 2008

Surgakah Rumahku?

Rumah harusnya jadi surga. Jadi tempat berlindung semua penghuninya dari dari segala penat. Jadi pengaman keluarga dari semua pengaruh buruk. Jadi tempat bertumbuh menjadi pribadi unggul.

Aku selalu berusaha mewujudkan surga itu di rumah kecilku di pinggiran Jakarta.

Kondisi rumah RSS itu tentu jauh dari sempurna. Tak indah, tak luas, tak juga membanggakan. Tapi aku selalu berusaha mengaturnya agar nyaman dan menyenangkan.

Semula kurasa aku sudah berhasil. Karena di sana aku menemukan ketenangan. Saat jauh aku pun terasa kangen menyesap susananya. Banyak rencana kususun untuk masa depan si rumah mungil itu.

Tapi, dugaan ternyata keliru. Karena suatu hari istriku dengan gaya sungkan bertanya: mungkin nggak kami pindah dari sana?

Rupanya bukan soal sempit yang membebaninya. Tapi ulah tetangga yang membuatnya tertekan. Suatu hari dia melihat dua bapak-bapak "mengeroyok" seorang ibu. Mereka, yang rupanya sudah saling tak puas sejak lama, saling berukar kata-kata kasar. "Kok bapak2 di sini begitu ya. Salah atau benar tapi yang dihadapinya kan tetap seorang perempuan?" keluh istriku.

Pembicaraan pun lantas beralih pada kemungkinan yang bisa kami tempih ke depan. Dengan sedikit berakrobat, mungkin kami bisa menemukan rumah baru, yang sedikit lebih besar malah. Tentu asalkan mau mebebani diri dengan utang.

Tapi pertanyaan mendasar yang masih mengganggu: bila ulah tetangga yang jadi soal, adakah jaminan bahwa di tempat baru semua tetangga akan sesempurna harapan kami?

Diskusi itu akhirnya terputus. Aku tak puas, istriku juga tetap resah. Kini surga kami sudah berubah. Tak serta merta jadi neraka memang, tapi segala rencana yang dulu tersusun untuknya sementara dimasukkan kotak. Semua angan-angan untuk pengembangan disimpan sambil melihat pekembangan.

Rumahku masih mungil. Aku masih sering kangen untuk segera pulang ke haribannya. Maklum di sana ada dua mahluk mungil kembar yang menggemaskan. Tapi kini aku tak yakin lagi, haruskah rumah ini terus kupupuk atau kutinggalkan saja...(*)

Tidak ada komentar: