hidup bagimu apakah?
masih belia kau sudah melihat semua
raja hebat, ayah dari istrimu, terbuta oleh puja puji
menjentik semut, menginjak cacing
lalu terkejut oleh hasilnya:
semut dan cacing menghunus badik
kerahkan wadya merebut tahta
satu kali ia bisa dibendung
tapi yang lain tak habis habis
bergelombang seperti bah
berlomba menebus sakit hati, merengkuh ambisi
hidup bagimua apakah?
saat matahari belum di ubun
kau sudah merasakan segala
menyimpan nurani di balik lekuk keris
tiada jalan tercela untuk merengkuh kejayaan
tipu muslihat
hidup bagimu apakah?
keledai saja tak jatuh dua kali
tapi kau mengulang jua langkah itu
cedera janji, meremehkan bakti, menjaga kursi
semut dan cacing kembali berbaris
menguskikmu: tiada lelah, tak sudah sudah
hidup bagimu apakah?(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar