ialah lelaki dengan pengeras suara di lehernya
menggelegar: pagi hingga senyap malam
tiada hati, tak bertenggang
kurasa ia serupa bata
penyusun tiang penyangga
bangunan megah bergelimang pelicin dan suap
semua enggan, bukan segan
ia, yang di depannya, justru sunyi
seperti mati
akrab bila disapa
tapi menjaga jarak dari segala
di tengah tengah ada satu lagi
dengan dunia di rumah dan entah dimana
tak pernah ada di gang itu
hanya bila pergi dan pulang kerja saja
dulu katanya ia sering bercengkrama di ujung gang hingga dinihari
di kanan ada sederhana
sepasang yang merindu buah hati
di depannya ada sepasang lain
selalu merindu yang didapat orang
aku di antara mereka
sendiri tanpa pijakan
memeluk sombong dan antipati(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar