mungkin akulah dinding
batu menjulang di lembah luas
selalu memeluk sunyi
kecuali ada suara suara
datang mengetuk
maka kugaungkan dengan serba lebih
mungkin aku adalah gong
terdiam di sudut
atau termangu mangu menjadi penonton
saat ditabuh
barulah gema itu
mengatasi segala
mungkin akulah muka danau itu
tenang dalam keruh atau biru
baru bergelombang
saat diusik lemparan-ceburan
mungkin aku semua itu
dan harus lebih seksama
menyerap segala
lalu menirukannya sebisa bisa(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar