29 Maret 2009

Yang Terhanyut Bandang Situ Gintung

pagi buta yang mendadak bah
membuat dada terengah-engah sesak
air keruh air lumpur
berlomba menyerbu paru paru
gulita semesta, gelap semata mata
jerit dan keluh
bersahutan berpindah pindah
seperti ikuti arus ganas dan cepat

o, apakah ini?
mengapa tiada pertanda yang tiba
semalam saat kami ceria di meja makan
saling melempar banyolan
dan berkali-kali bersulang untuk keberhasilan

o, apakah ini?
lumpuh segenap indraku
gapai gapai yang percuma
teriakan yang tak bersuara
nyeri jalari sekujur kulit
mautkah? atau kimat?
hitam, semua menjadi hitam(*)

Tidak ada komentar: