22 Maret 2009

Puisi Tak jadi

keberanian itu kuncup
segera setelah hari beranjak
puisi puisi itu terus mengalir
mewarna dunia:
dengan indah, gundah, pedih, dan tawa
juga teriak dan bisikan
sedang aku masih melapalnya
dalam hati
pelan, nyaris bisikan
ada ketakutan yang bolak balik datang
menahan tarian tangan di atas hurup hurup
menginjak keyakinan yang kian kuncup
kadang pula angan angan
menarikan dendang indah dalam kesendirian
di sana semua bahagia, semua sempurna
tapi ia lantas sirna
begitu mata terbuka
dunia nyata sungguh berbeda
ah, aku ini
hanyalah puisi
yang tak pernah jadi(*)

Tidak ada komentar: